Sabtu, 27 April 2013

Efisiensikan Energi, 5 Perusahaan di Sumut Dibantu Jerman




Kota
Jumat, 07 Jun 2013 06:04 WIB
TUV.Nord Gelar Seminar Efisiensi Energi

Sumut Bisa Hemat Energi dari Lampu Jalan

(Analisa/nirwansyah sukartara). SOSIALISASI EFISIENSI ENERGI: Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Harris saat memberikan pemahaman tentang sosialisasi efisiensi energi, Rabu (5/6).
Medan, (Analisa). Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Harris menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara maupun Pemkab/Pemko lainnya yang ada di Indonesia bisa melakukan efesiensi energi dari lampu jalan yang berada diwilayahnya. Bukan hanya efisiensi energi, melainkan juga bisa menghemat biaya pengeluaran lampu jalan.
"Yang paling mudah melakukan efisiensi energi ini dari lampu jalan. Lampu jalan memiliki potensi penghematan sangat besar," ucapnya saat menjadi pemateri dalam seminar yang digelar Tuv Nord kepada beberapa perusahaan di Kota Medan, Rabu (5/6) di Arya Duta Medan.
Dikatakan Harris, selama ini dalam hal lampu jalan, banyak biaya tambahan yang dikeluarkan PT PLN kepada Pemda. Banyaknya biaya yang dikeluarkan ini, karena lampu jalan pada beberapa daerah di Indonesia belum memakai meteran. "Ini yang merugikan Pemkab/Pemko. Karena jika tanpa meteran kita tidak bisa melihat biaya atau cost yang seharusnya kita keluarkan. Karena jika tanpa memakai meteran, nyala ataupun tidak nyala, biayanya tetap terhitung," kata Harris.
Belum lagi dibeberapa daerah, banyak warga yang mengambil arus dari lampu jalan tersebut. Ini yang memungkinkan Pemda semakin banyak mengeluarkan biaya. Menurutnya, hal tersebut dapat diubah dengan cara mengefisiensikan energi yang nantinya juga berdampak pada biaya yang murah. 
Ubah Kontrak
"Untuk mengefisiensikan itu semua, Pemda terlebih dahulu harus mengubah kontrak yang telah dibuatnya dengan PT PLN. Pengubahan kontrak itu membuat lampu jalan yang ada di daerahnya memakai meteran. Sehingga Pemda mengetahui biaya yang harus dikeluarkannya. Dan ini telah dilakukan di beberapa daerah, seperti Yogyakarta dan lainnya. Pemdanya bisa hemat energi dan biaya pengeluaran," ucapnya.
Biaya pengeluaran yang bisa dihemat Yogyakarta bisa mencapai 50 persen. Biaya hemat itu bisa dibuatnya menjadi modal untuk membuat lampu jalan baru di daerah lainnya dengan mengajak kerjasama dinas terkait maupun beberapa perusahaan. "Ini yang perlu dicontoh Sumut. Apalagi Sumut sebagai salah satu koridor MP3EI," katanya.
Hal lainnya yang bisa dilakukan untuk menghemat energi adalah dengan alat smart street lighting. Alat ini dengan memakai konsep titik lampu dikontrol dari jauh. Diatur dan bisa diprogram. "Misalnya ada daerah yang tidak perlu dinyalakan lampu semua, bisa kita matikan dari jarak jauh. Jakarta mulai menerapkannya," ujarnya.
Usai memberikan materinya, Binaman Kasan, Founder dan Chairman Forum Komunikasi Indonesia Jerman juga sempat menyampaikan keluh kesahnya terhadap pemadaman listrik yang acap sekali sering terjadi di Sumut. Menurutnya pemerintah setempat tidak bisa mengatasi persoalan ini, sehingga mengakibatkan tidak adanya efesiensi energi yang dilakukan. "Ini yang selalu menjadi permasalahan di Sumut. Seringnya pemadaman ini membuat pengusaha menjadi rugi, dan membuat investor malas berinvestasi," ujarnya.
Sebelumnya dalam seminar tersebut, Mr. Kama Neson Ganeson, Training Technical Director dari ASSIST Philipina juga memberikan materinya tentang efisiensi energi yang harus dilakukan perusahaan. Selanjutnya materi juga disampaikan oleh Haris Silalahi tentang managemen efisiensi energi. (ns)




Bank DEGJerman Danai TUV Nord Bantu Perusahaan Sumut

User Rating:  / 0
PoorBest 
Written by Eva Simanjuntak   
Monday, 28 November 2011 09:54
DALAM rangka membantu Pemerintah Indonesia mengurangi gas carbon dan  emisi gas rumah kaca, Jerman melalui Group Banking KfW (Kredit fuer Wiederaufbau-red) dan DEG sebagai Development Bank Germany tahun ini mendanai sebanyak 15 perusahaan Indonesia. Tujuannya, untuk mengikuti program pelatihan efisiensi energi secara cuma-cuma, tanpa dikenakan biaya.

Ketua Umum Forum Komunikasi Indonesia Jerman (FKIJ) Binaman Kasan mengatakan, dalam pelaksanaan proyek ini, TUV Nord Indonesia selaku anak perusahaan TUV Nord AG German dipercaya untuk memberikan training dan mengadakan proses penyeleksian terhadap perusahaan yang akan dipilih dan diikut sertakan ke dalam program bantuan hibah ini.
"Penawaran serta penjelasan telah diberikan kepada sejumlah perusahaan yang ada di Sumut dalam acara 'Leap Project Launching' di Hotel J.W. Mariott Jumat (11/11), yang diikuti lebih dari 40 peserta," katanya kepada Jurnal Medan, Minggu (27/11).

Mengutip perkataan Presiden Direktur PT TUV Nord Indonesia Robert Napitupulu dalam acara tersebut, hanya 3 kota yang difokuskan dalam Proyek ini untuk Indonesia, yakni Medan, Jakarta dan Surabaya.
Industri atau bidang usaha yang telah ditetapkan dalam proyek bantuan ini meliputi industri besi dan baja, perkebunan/industri kelapa sawit. Pembangkit tenaga listrik (Po­wer Plant), tekstil dan semen.

"Mengingat kelima sektor industri inilah dalam aktifitasnya terbanyak melakukan pencemaran, mengeluarkan emisi gas carbon,” ucapnya mengutip pernyataan Robert.
Namun, untuk mendorong perusahaan yang ada di Sumut mendapatkan kesempatan tersebut, ujar Binaman berikutnya, minggu ini pihaknya mengadakan komunikasi kembali dengan Presdir TUV Nord Indonesia Robert Napitupulu dan juga Marketing Advisor Eva Pitterling di Jakarta, salah satu Badan Sertifikasi Internasional.
“Ternyata, mengenai usulan saya untuk memberi perpanjangan waktu pendaftaran hingga 10 Desember 2011 mendatang bagi perusahaan yang ada di Sumut, sudah dikonfirmasi dan disetujui pihak TUV Nord, yang mana sebelumnya sudah ditetapkan hingga akhir Nopember bulan ini. Kemudian, diinformasikan juga, 5 perusahaan dari Sumut dapat diterima, jika nantinya Application telah diterima TUV-Nord dan memenuhi persyaratan," terangnya.

Menurut penilaian Binaman, melalui bantuan hibah dari Jerman ini, tentu ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan/industri di daerah Sumut dengan mengikuti program tersebut, yakni dalam hal efisiensi/penghematan penggunaan energi, penghematan biaya pelatihan SDM (sumber daya manusia) dan biaya untuk peroleh ISO 50001(Energy Management System). Selain itu, juga dapat memberi image positif kepada perusahaan terhadap perubahan iklim dan lingkungan hidup, tambahnya.
 “Sementara, dilihat dari pandangan Business Development Strategy, pelaku usaha juga dapat berharap manfaatnya dari Sertifikasi Standar Internasional ini sebagai nilai tambah, yakni menunjang daya saing perusahaan untuk masuk ke jarigan pasar Internasional ataupun untuk menjalin kerja sama dalam kegiatan ekspor produk ke negara tujuan”, jelas Binaman.
Tentu, bukan hanya faktor harga saja, tetapi aspek Quality juga Safety harus sesuai dengan syarat/kriteria yang telah ditentukan dan disepakati dengan buyer negara tujuan eks­por, adalah hal yang penting.

Menurut Binaman, tahun ini Jerman lebih banyak menyediakan dana bantuan untuk Indonesia yang terkait dengan proyek isu pencemaran lingku­ngan, perubahan iklim, renewable energy (sektor energi terbarukan) dan infrastruktur.

"Saya melihat Kita sedang memasuki suatu era penggunaan energi yang ramah ling­kungan dan efisiensi energi (penghematan energi)”, ujarnya.
Eva Simanjuntak | Medan | Jurnal Medan




http://www.analisadaily.com

Selasa, 29 Nov 2011 01:34 WIB

Jerman Danai 15 Perusahaan Indonesia Ikut Program Pelatihan Efisiensi Energi



Medan, (Analisa).

Ketua Umum Forum Komunikasi Indonesia Jerman (FKIJ) Dipl Inform Binaman Kasan mengatakan, dalam rangka membantu Pemerintah Indonesia mengurangi gas karbon dan emisi gas rumah kaca, Jerman melalui Group Banking KfW (Kredit fuer Wiederaufbau) dan DEG sebagai Development Bank Germany tahun ini mendanai sebanyak 15 perusahaan Indonesia untuk mengikuti program pelatihan efisiensi energi secara cuma-cuma, tanpa dikenakan biaya.
Disebutkannya, dalam pelaksanaan proyek ini, TUV Nord Indonesia dipercaya untuk memberikan training dan mengadakan proses penyeleksian terhadap perusahaan yang akan dipilih dan diikut sertakan ke dalam program bantuan hibah ini.

Baru-baru ini, lanjut Binaman dalam keterangannya, penawaran serta penjelasan telah diberikan kepada sejumlah perusahaan yang ada di Sumut dalam acara "Leap Project Launching" di Hotel J.W. Mariott Jumat (11/11), yang diikuti lebih dari 40 peserta.

Seperti yang dipaparkan Presiden Direktur PT TUV Nord Indonesia Robert Napitupulu dalam acara tersebut, hanya 3 kota yang difokuskan dalam Proyek ini untuk Indonesia, selain Medan yakni Jakarta dan Surabaya.

Robert mengatakan, industri atau bidang usaha yang telah ditetapkan dalam proyek bantuan ini meliputi industri besi dan baja, perkebunan/industri kelapa sawit. Pembangkit tenaga listrik (power plant), tekstil dan semen. Berhubung kelima sektor industri inilah dalam aktivitasnya terbanyak melakukan pencemaran, mengeluarkan emisi gas karbon".

Dijelaskan Binaman ada perpanjangan waktu pendaftaran hingga 10 Desember 2011 mendatang bagi perusahaan yang ada di Sumut. Oleh sebab itu, bagi yang berminat silakan kirimkan data perusahaan ataupun application untuk mengikuti program bantuan ini, via email ke ellys @tuv-nord.com; binaman.kasan@yahoo.com atau kunjungi Web Site tuv-nord.co.id

Menurut Binaman, tahun ini Jerman lebih banyak menyediakan dana bantuan untuk Indonesia yang terkait dengan proyek isu pencemaran lingkungan, perubahan iklim, renewable energy (sektor energi terbarukan) dan infrastruktur. Saya melihat "Kita sedang memasuki suatu Era penggunaan energi yang ramah lingkungan dan efisiensi energi (penghematan energi)", ujarnya.

Tanggapannya, bentuk inefisiensi yang paling nyata di negara kita ini adalah tingginya penggunaan BBM (bahan bakar minyak) untuk pembangkit listrik. Padahal, dengan menggunakan bahan bakar gas, tenaga air seperti PLTA Asahan/Inalum dari air terjun sigura-gura- maupun dengan batubara bisa terjadi efisiensi yang sangat signifikan.

"Syukurlah, dengan hadirnya pak Dahlan Iskan sebagai Dirut PLN saat itu dan sekarang menjabat sebagai Menteri BUMN, barulah terjadi perubahan yang sangat signifikan. Beliaulah yang perlu diberi apresiasi atas komitmen dan terobosan baru yang ditempuhnya untuk daerah ini. Sehingga, genset dan solar pun tidak menjadi rebutan dimana-mana lagi", kata Binaman.

Terakhir Binaman juga menyebutkan, di tahun 2011 ini, bantuan dari negara Jerman juga telah diberikan secara gratis dalam rangka peningkatan kualitas tenaga keperawatan di sekolah tinggi swasta di Kabupaten Deli Serdang. (rrs)
BACA JUGA
Senin, 17 Sep 2012 00:11 WIB
Minggu, 16 Sep 2012 01:54 WIB
Sabtu, 15 Sep 2012 00:02 WIB
Jumat, 14 Sep 2012 00:05 WIB
Kamis, 13 Sep 2012 19:48 WIB






Finansial Senin, 28 Nov 2011 07:46 WIB
Bank DEG dan TUV Nord Jerman Bantu Perusahaan Sumut

MedanBisnis – Medan. Untuk membantu pemerintah Indonesia mengurangi gas karbon dan  emisi gas rumah kaca, Jerman melalui Group Banking KfW (Kredit fuer Wiederaufbau) dan DEG sebagai Development Bank Germany tahun ini mendanai  15 perusahaan Indonesia untuk  mengikuti program pelatihan efisiensi energi secara cuma-cuma.
Ketua Umum Forum Komunikasi Indonesia Jerman (FKIJ) Dipl.-Inform. Binaman Kasan mengatakan, TUV Nord Indonesia selaku anak perusahaan TUV Nord AG German dipercaya  memberikan training dan mengadakan proses seleksi terhadap perusahaan yang akan diikut sertakan untuk program hibah ini.
"Baru-baru ini, penawaran serta penjelasan telah diberikan kepada sejumlah perusahaan  di Sumut dalam acara “Leap Project Launching” di Medan yang diikuti lebih dari 40 peserta," ujarnya kepada MedanBisnis, Minggu (27/11).

Menurutnya, seperti yang telah dipaparkan Presiden Direktur PT TUV Nord Indonesia Robert Napitupulu dalam acara tersebut, hanya tiga kota yang difokuskan dalam proyek ini untuk Indonesia, selain Medan yakni Jakarta dan Surabaya.

Industri atau bidang usaha yang telah ditetapkan dalam proyek bantuan ini meliputi  besi dan baja, perkebunan/industri kelapa sawit. pembangkit tenaga listrik (power plant), tekstil dan semen. "Berhubung kelima sektor industri inilah dalam aktifitasnya terbanyak melakukan pencemaran, mengeluarkan emisi gas karbon," jelas Binaman.

Untuk mendorong perusahaan yang ada di Sumut mendapatkan kesempatan itu, dalam pekan depan pihaknya  mengadakan komunikasi kembali dengan Presiden Direktur TUV Nord Indonesia Robert Napitupulu dan juga Marketing Advisor, Eva Pitterling di Jakarta, salah satu Badan Sertifikasi Internasional, a Member of TUV Nord Group German yang telah memiliki client seperti Unilever, Carrefour, Danone, Diamond Cold Storage, dan sejumlah perusahan national/multinasional lainnya.

“Ternyata, mengenai usulan saya untuk memberi perpanjangan waktu pendaftaran hingga 10 Desember 2011 mendatang bagi perusahaan yang ada di Sumut, sudah dikonfirmasi dan disetujui pihak TUV Nord, yang mana sebelumnya sudah ditetapkan hingga akhir Nopember bulan ini dan ada 5 perusahaan dari Sumut dapat diterima," imbuhnya. Melalui hibah dari Jerman ini ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan di daerah Sumut, yakni dalam hal  penghematan penggunaan energi, efisiensi biaya pelatihan sumber daya manusia (SDM) dan biaya untuk peroleh ISO 50001 (Energy Management System).

Selain itu juga dapat memberi image positif kepada perusahaan terhadap perubahan iklim dan lingkungan hidup.

Sementara, dilihat dari
pandangan Business Development Strategy, pelaku usaha juga dapat berharap memperoleh nilai tambah dari   Sertifikasi Standar Internasional ini, yakni menunjang daya saing perusahaan untuk masuk ke jaringan pasar Internasional atau untuk menjalin kerja sama dalam kegiatan ekspor produk ke negara tujuan.

Sumber Energi Baru

Menurut Binaman, tahun ini Jerman lebih banyak menyediakan dana bantuan bagi Indonesia yang terkait dengan proyek isu pencemaran lingkungan, perubahan iklim, renewable energy (sektor energi terbarukan) dan infrastruktur.

 Sedangkan sumber energi baru yang murah seperti tenaga air, panas bumi (geothermal) serta tenaga surya dan tenaga angin  belum banyak tersentuh untuk digunakan sebagai  pembangkit tenaga listrik.

Padahal harga tarif listrik Indonesia sebenarnya bisa jauh lebih murah. Penggunaan energi terbarukan juga merupakan salah satu wujud untuk mensejahterakan bangsa dan kepedulian terhadap lingkungan. Dan pemerintah pun dapat menghemat subsidi BBM triliunan rupiah setiap tahunnya.

Selain itu, di tahun 2011 ini, bantuan dari negara Jerman juga telah diberikan secara gratis dalam rangka peningkatan kualitas tenaga keperawatan di sekolah tinggi swasta di kabupaten Deliserdang.

"Dengan kedatangan 2 orang  tenaga ahli/expert di bidang keperawatan dari Jerman, masing-masing selama satu bulan bertugas di sini, untuk memberi kuliah umum dan membagikan pengalaman mereka kepada mahasiwa/i  di STiekes Deli Husada, Deli Tua dan Medistra di Lubuk Pakam," pungkasnya. (yuni naibaho)



Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar